Oleh: AAJ. Gori
Kalau melihat sendiri ribuan ikan mati, terkapar di tepi-tepi sungai yang dangkal, pastilah akan terasa sesak di hati. Bahkan mungkin meneteskan air mata. Bayangkan, ikan-ikan bermatian di alam. Kematian massal seperti itu selalu merupakan pertanda ada sesuatu yang salah dalam lingkungan ekologisnya (ecological distress). Ketika ikan-ikan bermatian, alam sedang memberikan tanda-tanda atau tengah mengatakan sesuatu.
Fenomena matinya ribuan ikan sudah semakin sering terjadi belakangan ini. Dapat diduga penyebab utamanya terkait dengan pemanasan global (global warming). Apakah itu terpaut dengan kemarau yang tak tentu, kuantitas air yang menyurut, dan tentu naiknya suhu air itu sendiri. Bayangkan, ikan-ikan yang kepanasan; berenang ke sana-ke mari dalam air yang panas diluar kemampuan toleransi tubuhnya.
Baru-baru ini, seperti berita Associated Press yang dilansir Yahoo! News, sekitar 40 ribu ikan sturgeon jenis hidung sekop bermaitan di Sungai Lower Platte di Iowa. Penyebabnya adalah meningkatnya suhu air yang mencapai 37,7 derajat Celsius. Tingkat panas ini ternyata tidak mampu ditahan oleh ikan-ikan tersebut yang berujung pada kematian. Menjadi ikan, bayangkan, tak ada pilihan lain, kecuali mencoba bertahan terhadap suhu itu. Ikan-ikan tidak bisa melompat ke darat untuk berteduh di bawah rindah pohon. Mereka hanya bisa berenang hilir mudik. kepanasan, dan akhirnya mati. Hanya itu.
Kematian ikan-ikan sturgeon ini jelas menyedihkan. Anda tahu, bahwa sturgeon adalah sejenis ikan purba yang masih bertahan hidup hingga sekarang ini. Dulu, pernah terjadi populasi ikan ini merosot sekali. Namun, berkat pengawasan ketat habitatnya, bahkan juga pembudidayaan massal (seperti di China), jumlah ikan ini telah meningkat dan terstabilkan.
Seperti dilansir berita itu, kerugian akibat kematian puluhan ribu ikan sturgeon ini mencapai puluhan juta dollar, karena nilai telur sturgeon sebagai bahan untuk kaviar yang mahal harganya.
Kematian ikan-ikan di AS juga terjadi di sungai-sungai di Nebraska dan Illionis, semua disebabkan oleh naiknya suhu air. Tentu saja yang mati bukan hanya ikan sturgeon, tetapi juga beragam jenis ikan yang ada di sungai-sungai itu. Di antaranya, tentu, ikan jenis bass, karp, lele dan lainnya. Bahkan diberitakan juga mengancam populasi spesies ikan redhorse yang sudah nyaris punah di Illionis.
Pertanyaannya, mengapa ikan-ikan bisa mati massal? Peristiwa ini biasa disebut sebagai �fish kill� atau �fish die-off��kematian ikan-ikan. Penyebab yang lazim adalah terkait dengan kurangnya jumlah oksigen dalam air, serangan jamur dan lumut (algae), peningkatan suhu air, kemarau dan kekeringan. Juga tentunya karena adanya serangan penyakit dan polusi.
Terjadinya pemanasan global diperkirakan banyak mengubah tata alam yang ada. Pada dasarnya, siklus air karena musim yang berubah berdampak pada keadaan ketersediaan lingkungan air yang menjadi habitat hidup ikan-ikan ini. Cukup banyak ikan yang memiliki toleransi rendah terhadap lingkungan alam sekitarnya. Bahkan, untuk ikan-ikan yang terkenal tahan banting pun, ada faktor-faktor yang tetap tidak dapat ditoleransi oleh daya tahan tubuhnya. Naiknya suhu air merupakan salah satu yang mengancam bagi banyak jenis ikan, apalagi di wilayah-wilayah subtropis yang di waktu lain dapat sangat dingin.
Kalau ditelusur data kematian ikan yang tercatat, dapat dilihat bahwa peristiwa nahas kematian massal ikan justru lebih sering terjadi sejak 10-20 tahun belakangan ini. Kematian karena polusi air seperti limbah industri pernah terjadi beberapa kali, baik di AS dan RRC. Kematian ikan karena serangan hama karenia brevis, misalnya, 1997/1998 mengakibatkan kematian 21 juta ekor ikan di Texas Coast. Kematian massa ikan juga pernah terjadi karena suhu air yang terlampau dingin; bencana gempa bumi; bencana tambang; dan tentu karena kurang oksigen, kemarau dan lainnya.
Dalam tahun 2010-2012 saja, setidaknya telah terjadi 11 kali kematian massal jutaan ekor ikan karena beragam sebab. Ini belum termasuk peristiwa kematian ikan yang sekarang baru terjadi. Alam sedang berbicara blak-blakan kepada kita melalui kematian ikan-ikan ini. Tidak akan sulit membayangkan bahwa penanganan lingkungan alam yang salah juga dapat mengancam kematian massal manusia karena berbagai sebab. Manusia yang menjadi khalifah di muka bumi pun semakin sering terbukti menjadi pembawa kerusakan dan bencana di atas bumi yang dihuninya. Kematian ikan-ikan ini adalah sederetan bukti-bukti.
Jkt, 9/8/12
[Sumber: duptar.wordpress.com]