Ikan Patin [Foto Ilustrasi] |
Berita ini memang sudah agak lama, tetapi tetap relevan. Disiarkan di Riau Pos (25/1/13), tetapi faktanya masih akurat hingga sekarang pun.
________
(Kampar, Riau) Pertama kali mendapat bantuan PKBL, rata-rata penghasilan masyarakat kota ikan, Koto Masjid, hanya Rp2 juta hingga Rp3 juta per bulan.
Kini, setelah hampir 10 tahun dibantu, rata-rata penghasilan masyarakatnya menjadi Rp5 juta hingga Rp6 juta per bulan.
Desa Koto Masjid adalah kampung percontohan mitra binaan PT Telkom Kandatel Riau Daratan yang berhasil. Meski sejak dipindahkan dari desa pemekaran, Desa Pulau Gadang di PLTA Koto Panjang, masyarakat dengan mata pencaharian dari getah karet ini adalah masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan, namun sejak mengenal budidaya ikan patin dan mendapat bantuan dana PKBL dari PT Telkom Kandatel Ridar demi menyukseskan usaha barunya ini, masyarakat Koto Masjid kini pun berlomba-lomba membangun rumah permanen dan memiliki mobil.
Berdasarkan data perkembangan desa yang Riau Pos lihat di Balai Desa Koto Masjid saat ikut berkunjung bersama PT Telkom Kandatel Ridar, Rabu (23/1) lalu, sejak 2006 hingga 2011, telah terjadi perubahan signifikan terhadap masyarakat Desa Koto Masjid ini.
Berdasarkan data, di 2006, penghasilan masyarakat dari beternak ikan patin hanya Rp2 juta hingga Rp3 juta per bulan dengan jumlah tenaga kerja yang bergabung di bisnis ini hanya 87 orang serta hanya memiliki 132 kolam, 39 rumah permanen dan 13 mobil.
Namun di 2011, rata-rata penghasilan masyarakat Desa Koto Masjid pun meningkat menjadi Rp5 juta hingga Rp6 juta serta menampung 216 tenaga kerja di 369 kolam ikan dan juga telah memiliki 89 rumah permanen plus 44 mobil.
�Saat berada di ambang kemiskinan, bank tidak mempercayai kami untuk memberi bantuan modal usaha. Alhamdulillah ada dana PKBL dari PT Telkom dan kami pun menjadi mitra binaan Telkom,� terang Suhaimi, salah seorang pelaku usaha bisnis ikan patin di Desa Koto Masjid.
Suhaimi yang dulunya hanya berpenghasilan pas-pasan dari modal menjual benih ikan patin, kini telah memiliki omset Rp350 juta per bulan dari usaha penjualan benih ikan patin dan juga pembesaran ikan patin.
�Alhamdulillah kami menjadi mitra binaan Telkom. Meski sekarang perbankan sudah berlomba-lomba masuk ke Desa Koto Masjid untuk memberi pinjaman modal usaha kepada masyarakatnya, namun kami tetap menganggap Telkom orang tua kami dan kami bangga menjadi mitra binaan Telkom,� ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Telkom telah menyalurkan bantuan dana kemitraan dari program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) ke Desa Koto Masjid Kabupaten Kampar sejak 2003 lalu. Tahun itu, dana PKBL yang Telkom salurkan adalah sebesar Rp125 juta untuk membantu 8 mitra binaan.
Dari tahun ke tahun, bantuan dana PKBL PT Telkom di Desa Koto Masjid terus meningkat hingga 2012 lalu, total dana PKBL dengan bunga 0,5 persen per tahun yang disalurkan Telkom ke desa ikan patin ini mencapai Rp9,002 miliar untuk membantu 202 mitra binaan.
Selain usaha perikanan yang mendapat bantuan dominan dengan nilai Rp7,136 miliar untuk 165 mitra binaan, PT Telkom Kandatel Ridar juga menyalurkan bantuan PKBL untuk 18 mitra binaan usaha industri sebesar Rp992 juta, 11 mitra binaan usaha perdagangan sebesar Rp615 juta, 6 mitra binaan jasa sebesar Rp183 juta, dan 1 mitra binaan usaha perkebunan Rp25 juta plus satu mitra binaan usaha jasa lainnya sebesar Rp50 juta.
OFF-1 PKBL PT Telkom Kandatel Ridar, Adlin menuturkan, bantuan dana PKBL yang diberikan kepada mitra binaan adalah berupa pinjaman lunak dengan persyaratan mudah.
�Bantuan ini hanya bisa disalurkan tiga kali dan rata-rata, mitra binaan kami di Desa Koto Masjid sukses sehingga saat lepas dari Telkom, mereka pun mendapat kepercayaan dari lembaga perbankan untuk mendapat pinjaman demi kemajuan usaha perikanan yang mereka lakukan,� terang Adlin.
Menurutnya, semangat terus berusaha dan berusaha menjadikan Desa Koto Masjid beserta masyarakatnya sebagai pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang sukses di Riau dan bahkan menjadi percontohan di tingkat nasional.***
Laporan Nuke Fatmasari Tautan: Riau Pos
___________